![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjp9Z0KVtRU_2koYI5jdUSjUcHq7H_5EP5d7ZQ8rwS5NTV8tdqH2EePMMxmmoVs5a98QyCqdtk1ruJ2u8PPKSLwpQ_-lvP2k8ECHzia2EuVoMwDeOp5ncw9zB8j0VEfPwcw1WbOpI6J3-I/s640/gerhana+matahari.jpg)
MadugoNews (Gombong)
– Bertepatan hari libur nasional, Ratusan siswa SMK Ma’arif 2 Gombong Kabupaten
Kebumen selenggarakan kegiatan shalat gerhana matahari di halaman sekolah
setempat, Rabu (9/3/2016).
Momentum gerhana matahari total merupakan momen yang tepat untuk mengajak umat
Islam khususnya siswa siswi SMK Ma’arif 2 Gombong untuk mengingat kebesaran Allah
SWT karena kondisi bangsa saat ini tengah dilanda berbagai bencana, maraknya
korupsi, hingga ketegangan yang terjadi antar umat beragama.
Pelaksanaan shalat gerhana di sekolah merupakan inisiatif pihak sekolah karena
SMK Ma’arif 2 Gombong ingin mendekatkan siswanya dengan aqidah dan kembali
mengingat kebesaran Allah SWT. Jika dahulu ketika terjadi gerhana matahari
masyarakat melakukan tradisi dengan menabuh lesung ataupun kentongan dengan
maksud terhindar dari marabahaya. Maka saat ini dengan fenomena tersebut pihak
sekolah memberikan edukasi sesuai dengan tuntutan syariat agama Islam.
Sebelum pelaksanaan shalat
gerhana dimulai, pada apel pagi Selasa (8/3) atau sehari sebelumnya, Kepala SMK
Ma’arif 2 Gombong Ngadino, S.Kom, menerangkan tata cara shalat gerhana. Beliau
menyampaikan ada tiga cara dalam melaksanakannya. Pertama, seperti shalat
sunnah biasa yaitu dua raka'at. Kedua, dengan dua kali rukuk dan i'tidal setiap
raka'atnya begitu juga dengan raka'at kedua tapi dengan bacaan yang agak
panjang. Cara ketiga adalah sama seperti cara kedua tapi bacaan suratnya setara
dengan setengah surat al baqarah begitu juga dengan rukuknya yang lama.
"Penentuan waktu dan jam terjadinya gerhana matahari total didasarkan pada
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan untuk wilayah Jateng
dan DIY yaitu jam 7.15 disaat matahari mulia tertutup bulan, sehingga ratusan
siswa dengan guru-guru dan karyawan sekolah melaksanakan shalat gerhana
berjamaah," tuturnya.
Menurut beliau, melaksanakan shalat gerhana hukumnya sunnah muakad dan hal tersebut juga menjadi media pembelajaran bagi
siswa untuk mengakui dan mengenalkan keagungan juga kebesaran Allah SWT.
Selain meneguhkan
iman bagi siswa dan civitas sekolah, kegiatan itu merupakan salah satu bentuk
dari implementasi pendidikan berkarakter yang dicanangkan oleh sekolah berbasis
pondok pesantren dan rintisan sekolah rujukan kemendiknas tersebut.
Dalam pelaksanaan
shalat gerhana tersebut, Ustadz Fauzi Mahmud bertindak sebagai Imam shalat, dengan
bacaan surat yang cukup panjang yaitu surat al baqarah dan An Naba. Setelah itu
dilanjutkan dengan khutbah bertemakan gerhana matahari yang disampaikan oleh
Ustadz Arif Rochman, M.Pd.I.
Dalam khutbahnya, beliau menyampaikan
perlunya kita merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah yaitu qauliyah dan kauniyah.
Termasuk salah satunya adalah gerhana matahari total ini, karena semua ciptaan yang
ada, tunduk dan patuh kepada Allah Swt atas perintah, termasuk matahari, bulan
dan bumi.
Menurut Ustadz Arif,
penting bagi umat Islam untuk memahami peristiwa gerhana sebagai fenomena
alam yang dapat dijadikan momentum meningkatkan keimanan kepada Allah SWT.
“Gerhana matahari dan
gerhana bulan pada dasarnya peristiwa alam biasa yang dapat dihitung
kapan terjadinya dengan ilmu hisab/falak. Gerhana tidak terkait dengan
peristiwa kematian atau kelahiran seseorang,” terangnya.
beliau mengatakan peristiwa
ini semestinya dimanfaatkan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada
Allah. Itu adalah suatu tanda dari banyak tanda kebesaran-Nya dan betapa
manusia sangat kecil dan lemah di hadapan-Nya.
“….shalat gerhana secara berjamaah, dzikir dan membaca kalimat
thayyibah pada hari ini merupakan salah satu wujud pendekatan diri kepada Allah
SWT. Sekaligus mengambil hikmah dengan mengamati dan mempelajari fenomena peristiwa
gerhana matahari yang terjadi bagi orang-orang yang berakal,” papar Ustadz alumni
Pasca Sarjana UNSIQ Wonosobo itu.
Sementara itu Waka Kesiswaan SMK Ma’arif 2 Gombong, Dra. Robingatun mengatakan kegiatan shalat gerhana berjamaah tersebut mendapat sambutan positif dari siswa-siswi SMK Ma’arif 2 Gombong, bahkan banyak siswa yang belajar tentang cara melaksanakan shalat gerhana.
Guru yang mengampu mata pelajaran PAI itu, memberikan bimbingan langsung kepada siswa yang belum mengetahui cara shalat gerhana dan mereka sangat antusias sekali, “…karena belum tentu kejadian fenomena alam ini akan mereka jumpai kembali. Fenomena alam yang terjadi beberapa puluh tahun sekali ini terkahir kali terjadi di Indonesia tahun 1983”. imbuhnya
Pihak sekolah,
lanjut dia, juga mengajak kepada warga sekitar sekolah bahwa SMK Ma’arif 2
Gombong akan menggelar shalat gerhana matahari total dan masyarakat dipersilakan
mengikuti shalat gerhana di sekolahnya.
Kegiatan berakhir lebih
kurang pukul 08:30 Wib dengan musofakhah
atau bersalam-salaman yang menunjukkan semakin mempererat ukhuwah islamiyah
diantara siswa, guru, karyawan dan seluruh keluarga besar SMK Ma’arif 2 Gombong.
(SaifudinMDG)